Sahabatku Levana II
Dari Bagian 1
Rupanya Fifiani atau yang biasa saya panggil dengan Fifi senang curhat
dengan saya, bahkan beberapa kali matanya mengarah pada payudara dan
bawah rok jins biru saya yang agak naik ke atas, mungkin celana dalam
saya yang berwarna putih polos kelihatan, tapi saya cuek saja. Bahkan
saya sengaja beberapa kali menyingkap rok saya hingga paha saya yang
putih kelihatan dengan jelas hingga Fifi salah tingkah memperhatikan
rok saya.
Malam itu kami sudah melewati kota Probolinggo, saya lihat
teman-teman sudah pada tidur karena kelelahan, sementara Levana
memperhatikan saya sambil mengedipkan matanya beberapa kali. Di bis
wisata itu yang duduk di belakang cuma saya, Levana, seorang teman lain
dan beberapa barang bawaan yang menumpuk, sementara yang lain duduk di
depan, tentu saja ada yang berpasangan.
Sementara itu Fifi rupanya sudah tertidur pulas dengan kepalanya
bersandar pada bahu kanan saya hingga perasaan saya jadi tak enak
karena napasnya yang harum dan lembut tercium oleh saya, di samping itu
posisi duduknya yang sungguh membuat dada saya berdebar-debar karena
kakinya menopang pada paha saya. Dengan perlahan saya menyelimutinya
hingga kami berdua tertutup oleh selimut hingga cuma tinggal kepala
saja yang kelihatan. Tangan kanan Fifi saya pegang dan saya di
tempatkan payudara saya. tiba-tiba Fifi membuka matanya dan menatap
saya tajam.
"Eh.. Eh.. Fi.. Belum tidur ya?" tanya saya tergagap-gagap karena kaget melihatnya bangun tiba-tiba.
"Iya Mbak, belum ngantuk nich" jawabnya tersenyum ramah dan tidak
melepaskan tangannya dari payudara saya, padahal saya sudah horny.
"Jangan panggil Mbak dong, panggil Tika saja ya"
"Iya dech, Tika udah punya pacar belum?" tanyanya.
"Belum, emangnya kenapa?"
"Masak, cewek secantik kamu belum punya pacar!"
"Emang belum, kamu sendiri?"
"Udah pernah sich, cuma sering putus, lebih suka sahabatan ama cewek"
"Oh gitu ya.."
"Ka, boleh nggak Fifi peluk?" pintanya.
"Boleh saja, terserah Fifi dech" gumam saya pelan karena Fifi
dengan pelan meremas payudara saya dengan gemas, bahkan sudah masuk
dalam BH saya dan meremasnya dengan lembut.
"Sstss.. Fi.." desisku.
"Gimana Ka?" tanya Fifi yang berusaha membuka BH saya.
"Enak Fi.. Sstss.. Saya boleh.." belum sempat Fifi menjawab, tangan
saya sudah masuk ke dalam roknya dan membelai vaginanya yang masih
memakai celana dalam.
"Sst.. Ka.. Ayo dong.." ajak Fifi menuntun tangan saya untuk masuk lebih dalam dan menyentuh vaginanya.
Akhirnya saya dan Fifi saling meremas payudara dan menyentuh vagina
hingga Fifi duluan orgasme karena tak tahan dengan jari-jari saya yang
keluar masuk vaginanya dengan cepat. Levana yang dari tadi
memperhatikan saya, juga ikut-ikutan merogoh payudaranya sendiri. Belum
sempat saya orgasme, bis itu sampai Denpasar, dan kami memesan kamar
masing-masing untuk esok paginya kami lanjutkan dengan pesiar keliling
pulau Bali.
"Gimana nich Fi, saya khan belum.."
"Tenang saja Ka, gimana kalau kita tidur berdua?" jawab Fifi santai karena tahu bahwa saya belum puas.
"Iya dech"
"Saya boleh ikut nggak, boleh ya.." rengek Levana tiba-tiba mendekati kami.
"Boleh saja, gimana Fi, Ana boleh ikut nggak!?" tanya saya pada Fifi.
"Okey, pasti tambah asyik ya" jawabnya sambil mengedipkan mata pada saya.
Jadilah saya memesan kamar bertiga dan setelah kami diberi
pengarahan dari pemandu wisata agar bangun jam 08.00, maka saya
langsung masuk kamar. Setibanya di kamar dan menaruh tas, saya peluk
Fifi dan menghimpitnya ke tembok hingga payudara saya yang montok
menempel ketat pada payudaranya.
"Udah nggak sabar nich yee.." goda Ana sambil memeluk saya juga dari belakang dan langsung mencium leher saya dengan ganas.
"Fi.. Kamu.."
"Udah ka, ayo kita terusin yang tadi" jawab Fifi sambil melumat bibir saya dengan ganas.
"Mmh.."
Fifi yang mencium saya dengan ganas itu juga tak kalah gesitnya
mencoba kembali membuka BH saya yang akhirnya terlepas juga ke bawah,
tangannya dengan terampil kembali meremas-remas payudara saya, di
samping itu Ana berusaha melepas rok jins dan celana dalam saya hingga
saya yang pertama-tama bugil duluan. Entah siapa yang memulai duluan,
tahu-tahu saya sudah berada di tempat tidur dengan payudara saya yang
dijilati Fifi dengan lincah, bahkan Ana pun juga sudah bugil dan
sekarang sedang menjilati vagina saya dengan lahap.
"Sst.. Uuh.. Mmh.." rintih saya keras karena tak tahan diperlakukan
oleh dua orang wanita cantik yang menjilati bagian sensitif saya.
Beberapa menit kemudian saya pun tak tahan dan mengalami orgasme
yang pertama. Fifi juga minta ganti posisi di bawah untuk kami kerjai
yang saya bagi tugas dengan Ana, saya bagian menjilat vaginanya dan Ana
bagian payudara dan bibirnya. Beberapa menit permainan itu kami
lanjutkan dengan cara saling berganti posisi.
"Ka.. Sstss.. Geli.. Ahh.. Ssts"
"Ssts.. Mmh.. Jilat yang itu.. Ya.." rintih Fifi yang sedang berjongkok karena vaginanya dijilat oleh Ana.
"Sstss.. Go.. Yang.. Na.. Sstss.." desis saya meminta Ana yang
vaginanya sedang saya gesek-gesekkan dengan vagina saya untuk
menggoyang pinggulnya lebih keras.
Permainan demi permainan kami lewati hingga akhirnya saya meminta
Fifi memasang penis plastik yang bisa bergetar itu pada vaginanya.
Bentuknya seperti celana dalam yang di tengahnya ada penis plastik.
"Sstss.. Pelan.. Fi.. Argh.." jerit saya karena Fifi memasukkan penis buatan itu terlalu cepat pada vagina saya.
"Mmh.. Gimana Ka, enak..?"
"Ssts.. Ya, ayo.." perintah saya setelah Fifi memasukkan penis
plastik itu dan mendorongnya keluar masuk hingga saya merasa nikmat dan
menjepit penis plastik itu dengan keras hingga dinding vagina saya
berdenyut-denyut.
"Sstt.. Ayo.. Fi.. Lebih cepat lagi.." pintaku.
"Sstss.. Mmh.. Sstss.. Argkk.." jerit saya melengking karena
cepatnya Fifi memasukkan penis plastik itu hingga saya orgasme
berulang-ulang yang ditambah lagi rangsangan pada payudara saya yang
dijilat dan dikulum oleh Levana sambil tangannya tak henti-hentinya
juga meremas payudara Fifi. Vagina saya mengeluarkan lendir berwarna
putih, sungguh banyak sekali.
"Lega rasanya, nikmat juga pake penis buatan.."
"Enak nggak rasanya Ka?" tanya Levana pada saya dengan mimik heran.
"Lho, kamu belum pernah toh An?" tanyaku.
"Belum tuch, biasanya sich cuma ama cewek saja"
"Nikmat kok rasanya, saya sering pake kalau lagi nggak ada
pasangan" jawab Fifi sambil membersihkan penis plastik itu untuk kami
gunakan lagi.
"Gimana An, kamu coba dech, sini biar kucobain buat kamu.."
bujukku pada Levana yang kelihatan masih ingin mencoba penis buatan ini
selain gaya enam sembilan favorit Levana dan saya.
Malam itu kami bertiga menguras habis energi untuk bercinta hingga
ke kamar mandi, bahkan dengan senangnya saya bisa memandikan Fifi yang
paling muda di antara kami bertiga.
"Pelan-pelan ya masukinnya" pinta Levana cemas.
"Tenang saja, nggak sakit kok" kata saya meyakinkan Levana yang
melihat saya sudah memasang kan celana dalam berpenis itu di kemaluan
saya.
Permukaan penis plastik itu ada bintik-bintiknya yang tidak
beraturan dan saya juga tidak begitu mengerti apa manfaatnya, mungkin
saja untuk menambah rasa nikmat jika bersentuhan dengan dinding vagina.
"Sst.. Mmh.. Sstss.. Aduh.." jerit Ana pelan karena penis itu terpeleset keluar bibir vaginanya.
Akhirnya seluruh penis plastik itu masuk ke dalam vagina Ana yang
masih sempit itu, mungkin Levana masih perawan karena beberapa saat
kemudian sedikit keluar darah. Memang selama saya bersahabat dengan
Levana, Ana jarang bergaul dengan teman pria, kebanyakan teman wanita
seperti saya dan yang lainnya. Sedangkan Fifi pergaulannya luas
termasuk dengan pria hingga vagina Fifi sudah agak melebar dibandingkan
dengan vagina saya dan Levana.
"Na, kamu masih perawan ya?" tanya saya serius pada Levana.
"Eh.. Iya.. Berarti kamu yang pertama melakukannya, Sayang" jawabnya mesra sambil mencium saya dengan lembut.
"Mmh.."
Saya berusaha maju mundur mengikuti aksi seperti yang di film BF,
para pria memajumundurkan penisnya ke dalam vagina si wanita. Sambil
memasukkan penis buatan, saya meremas-remas payudara Ana.
"Sstss.. Ter.. Us.. Sstss.."
"Sst.. Fi.. Ayo.." ajak Ana sambil mengajak Fifi untuk berciuman dengan saya.
"Sstss.. Sstss.. Mmh.."
Sambil berciuman dengan Fifi, saya memasukkan penis plastik itu
keluar masuk dengan irama yang teratur hingga pantat Levana bergoyang
pelan. Rupanya Ana menikmati permainan penis plastik itu hingga meminta
saya agar cepat menaikkan tempo keluar masuknya penis plastik itu dalam
vaginanya.
"Ayo fi, isap puting saya"
"Iya, Ka.."
"Sstss.. Mmh.." rintih saya agak keras karena Fifi bukan saja
mengisap puting saya, bahkan menggigit puting saya dengan gemas hingga
saya merasa nikmat dan mendorong penis plastik itu semakin cepat saja.
"Sstss.. Sstss.. Sstss.. Bagi.. An.. Sstss.. Itu.." desis Ana
mengarahkan saya untuk menyodokkan penis itu pada bagian lubang
vaginanya.
Permainan dengan Ana membutuhkan waktu yang lama karena ia menahan
irama birahinya hingga pinggul saya pegal-pegal, kemudian setelah saya
lelah, saya menyuruh Fifi untuk ganti menindih Levana dengan penis
plastik itu.
"Fi, gantian ya, saya capek nich"
"Ya, ayo sini" jawab Fifi sambil memasang penis itu dan langsung
memasukkannya dalam vagina Levana dan mereka pun bermain dengan
bernafsu hingga Fifi melahap bibir Ana dengan ganas.
Saya pun menyelipkan tangan di antara payudara mereka dan
meremas-remasnya supaya Ana cepat orgasme. Dan akhirnya Levana
melepaskan ciuman Fifi dan memintanya agar lebih cepat.
"Sstss.. Sstss.. Sstss.. Ayo.. Fi.. Cepetan.."
"Saya.. Sstss.. Mau.. Keluar.. Sstss.." rintih Levana hingga Fifi
semakin mendorong dengan cepat penis plastik itu hingga Ana
bergerak-gerak liar dan menjepit Fifi dengan kuat.
"Sstss.. Arghh.." jerit Levana melengking karena cairan putihnya akhirnya keluar juga untuk terakhir kalinya.
*****
Pada jam empat pagi baru kami tidur bersama, tentu saja dengan
keadaan bugil dan kepuasan yang tiada tara. Dan kembali tour kami
lanjutkan untuk wisata ke pantai Sanur dan pantai Kuta.
Terima kasih pada Bapak Hartono atas tournya, juga sahabatku Fifi
dan Levana atas pengalamannya bersama saya, kasih komentar ya atas
cerita saya ini, kalau ada yang kurang, konfirmasikan saja ke email
saya.
Pembaca cowok dan cewek bisa curhat atau kenalan pada saya melalui
email saya atau memberikan tanggapannya mengenai kelainan saya ini,
asalkan disertai foto, terutama bagi cewek-cewek baik yang seksi maupun
tidak seksi hi.. hi.. hi.., pasti kubalas dengan foto bugil saya, eh
maksud saya foto seksi saya dan kalau ada yang mengajak jalan bersama,
saya ingin ikut dong.
Jika tanpa foto, maaf saja, saya tidak bisa membalas surat Anda.
Dan buat sohib saya Fifi, Vita, Samantha, Aulia, Febri, dan Levana,
salam sayang selalu dan kangen, jangan lupa ya baca cerita saya ini dan
kapan nih kita mandi bareng lagi, pasti asyik deh. Sekarang saya lagi
fitness untuk mengencangkan payudara lho.
E N D
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
1499